Naskah ini adalah bagian dari diskusi saya dengan dr. Bambang Edi Susyanto tentang kedokteran Islam.
1. Tahun 1984 Pesantren
Babussalam, dengan mengajak masyarakat Desa Ciburial, mendapat bimbingan Bioter
(Biologi Terapan) Masjid Salman ITB dalam hal budidaya lebah. Akhirnya banyak
diantara masyarakat yang menjadi peternak lebah dan Babussalam yang memasarkan
madu serta menggunakan lebah sebagai media terapi.
2. Kami saat itu membuka klinik
sengat lebah karena ingin mengamalkan QS. An Nahl [16]: 68-69. Minim referensi,
apalagi melakukan kajian ilmiah. Dari awal sudah banyak yang membuktikan
khasiat terapi ini, namun kondisi memang kurang mendukung, sehingga tidak
banyak yang merasakannya. Disengat lebah itu nyeri, ada DOC (direction of
cure), belum memasyarakat, apalagi tidak ada dukungan kebijakan pemerintah.
3. Namun klinik kami tidak pernah
berhenti beroperasi, kami berada dalam lingkungan/naungan Pesantren yang harus
memberi pelayanan kepada ummat. Kami terus belajar, mencari referensi, dan
rupanya referensi terbaik adalah testimoni pasien sendiri. Banyak, bahkan
sangat banyak, testimoni itu. Sebagian kecil sudah saya lampirkan dalam buku
yang sudah terbit.
4. Ibu Meri menikah usia 25
tahun, terhalang untuk hamil karena adanya endometriosis. Selama 4 tahun ia
berobat pada EMPAT dokter kandungan dan mendapat jawaban sama. Endometriosis
harus diangkat dengan resiko tidak bisa hamil. Akhirnya beliau dalam usia 29
tahun mulai kami rawat, dan kami pun tak tahu harus diberi tindakan apa
mengingat tidak ada pengalaman. Dengan mengucap basmalah, dia menjalani terapi
lebah, disengat di sekitar perut, sepekan 2 kali. Dalam waktu 1,5 bulan
endometriosis sudah mengecil dan dia hamil dengan aman. Sekarang anaknya sudah
2.
5. Seorang pedagang nasi di
belakang kantor Telkom Japati mengalami tabrakan saat mengendarai motor.
Motornya hancur dan dia masuk rumah sakit. Alhamdulillah dia sembuh dan keluar
dari rumah sakit, namun mengalami amnesia parah. Dia selalu menangis merenungi
nasibnya, tidak tahu istri, tidak tahu anak, padahal orang2 itu ada di
depannya. “Kamu siapa, kamu siapa?” padahal itu anak dan istrinya. Dengan
dibonceng motor anaknya dia datang ke klinik kami dan menjalani sengatan di
kepalanya. Tak ada ilmu kami, tak ada pengalaman kami, hanya semangat ingin
menolong dan mengamalkan QS. 16: 68-69. Setelah 2 bulan menjalani terapi, ia
datang sendirian, mengendarai motor, senyum-senyum dan menyebut dirinya sudah
sembuh. Ia sudah bisa mengenal uang, berbelanja ke pasar dan menunggu
dagangannya seperti sedia kala.
6. Seorang penderita diabetes
mellitus yang mengalami gangrene dan harus diamputasi kakinya. Membusuk dan
berbau. Kami lakukan sengat lebah di sekitar lukanya. Alhamdulillah lukanya
mengering, tidak jadi di amputasi dan kadar gulanya jadi normal.
7. Banyak lagi kisah2 kesembuhan
lainnya. Kalau sekedar reumatik, kolesterol, asam urat, nyeri2 ----- itu sih
penyakit KELAS RINGAN. Tingkat kesembuhannya tinggi, sifat kesembuhannya
permanen, tidak ada pasien yang meninggal akibat menjalani perawatan sengat lebah.
8. Kasuistis? Bagi Allah semua
kejadian adalah unique alias kasuistis. Tidak ada yang sama meskipun DIA
menciptakan triliyunan daun di pohon2. Anak kembar yang lahir dari rahim
seorang ibu pun pasti DIA ciptakan berbeda. Manusia saja yang suka menggolong2kan
ini sifatnya umum dan yang lain kasuistis. Kalau yang saya lakukan dianggap
kasuistis, mudah2an akan menjadi generik karena testimoninya semakin banyak.
Saya mengundang kawan2 yang ingin mengkaji sisi ilmiahnya karena landasan kami
hanyalah keimanan pada Al Quran, khususnya ayat tentang lebah.
9. Kembali pada prinsip tuntunan
kesehatan dalam Islam yang saya fahami adalah SEDERHANA. Ajak diri kita dan
orang lain mengikuti pola hidup Rasulullah yang terbukti tidak pernah sakit dan
sehat sepanjang hayat. Perhatikan ayat2 Allah pada tubuh kita yang menunjukkan
derajat kesehatan kita. Bukan hanya Islam yang mengamalkan ajaran ini, bahkan
kedokteran Yunani dan Timur telah lebih dulu mengamalkan. Insya Allah sekecil
apapun gangguan itu, yang tes laboratorium pun belum mampu mendeteksi, nampak
pada tubuh kita dan segera bisa dilakukan tindakan antisipasi.
10. Cukuplah dibuat klinik
kesehatan di lingkungan masjid untuk menjamin kesehatan umat Islam. Ummat
menjadi sehat, tidak sakit2an, lancar beribadah, tidak ada yang absen ke masjid
karena sedang dirawat di rumah sakit. Anggaran kesehatan menurun drastis, bisa
diarahkan untuk sektor lain, kas masjid meningkat karena adanya klinik dan
terbuka lapangan kerja bagi terapisnya.
+ komentar + 1 komentar
Pengobatannya disertai dengan obat atau herbal? Efek setelah disengat apakah demam atau reaksi2 seperti apa yang timbul. Terimakasih
Posting Komentar