Thibbun
nabawi haruslah dipandang sebagai gerakan dakwah mengingat salah kaprahnya
pandangan ummat pada masalah kesehatan. Ummat Islam yang mengaku sebagai
pengikut Rasulullah Muhammad Saw, ternyata dalam hal kesehatan melenceng jauh
dari ajaran beliau. Beberapa indikator bisa dikemukakan,
1. Rasulullah adalah
manusia yang sehat sepanjang hayatnya, tidak pernah sakit sekalipun. Lihatlah kondisi
ummat Islam yang mengaku sebagai pengikutnya: sakit dianggap sesuatu yang
wajar, bahkan sakit berat dan berobat mahal menjadi kebanggaan dan lambang status
sosial.
2. Rasulullah tidak pernah
sakit sehingga tidak perlu dialokasikan anggaran kesehatan. Saat ini “industri”
kesehatan memutar uang sangat besar, ditandai semakin banyaknya rumah sakit
modern, industri farmasi, industri alat-alat kesehatan dll. Jika ummat Islam
memiliki kesehatan prima seperti Rasulullah, niscaya anggaran bisa diarahkan
untuk pendidikan dan perumahan.
3. Kunci kesehatan
Rasulullah adalah pola hidup dan pola makan. Rasulullah menjaga pola hidup,
seperti shalat di awal waktu dan selalu berjamaah. Shalat di awal waktu artinya
mengistirahatkan fisik dan psikis sesuai kebutuhannya sehingga terjagalah
kesehatan. Dengan berjamaah akan bertemu dengan banyak orang terjadi
silaturahim dan saling mendoakan.
Ummat Islam saat ini melupakan dimensi kesehatan pada ibadah
ini. Ibadah shalat, shaum, haji dll dianggap sekedar kewajiban yang hanya
berdimensi pahala dan akhirat. Akibatnya banyak ahli shalat yang sakit-sakitan,
ke masjid kaki diseret-seret karena asam urat naik. Duduk di majelis taklim
tidak bisa lama-lama karena osteoporosis.
4. Perilaku menjaga
kesehatan nampak pada anjuran buang air kecil dalam posisi jongkok. Lihatlah
bentuk toilet, termasuk yang dipasang di masjid, semuanya toilet buang air
kecil dalam posisi berdiri. Barulah akhir-akhir ini diketahui dimensi kesehatan
buang air kecil dalam posisi jongkok.
5. Rasulullah sangat sehat
karena menjaga pola makan. Beliau adalah penganjur food combining pertama di
dunia. Makan kurma diikuti mentimun, memilih daging kambing bagian tungkai kiri
depan.
Inilah
sekilas ajaran kesehatan Islam yang telah dipraktekkan Rasulullah. Beliau bukan
seorang akademisi yang mengkaji berbagai literatur, bukan profesor yang suka
bergelut dengan penelitian. Namun yang beliau kerjakan adalah bimbingan wahyu
Allah. Betapa banyak umat yang menganggap ajaran Islam sebatas shalat dan shaum
saja, sementara dalam bidang kesehatan, perdagangan, sosial, budaya; mereka
mengambil ajaran selain Islam. Disinilah perlunya muballigh dan ulama
mengenalkan ajaran thibbun nabawi pada ummat sehingga terasa bahwa Islam itu rahmatan
lil ‘alamin.
Posting Komentar