SENGAT LEBAH: TERAPI BERLANDASKAN IMAN

Kamis, 18 Oktober 20121komentar


Naskah ini adalah bagian dari diskusi saya dengan dr. Bambang Edi Susyanto tentang kedokteran Islam.
1. Tahun 1984 Pesantren Babussalam, dengan mengajak masyarakat Desa Ciburial, mendapat bimbingan Bioter (Biologi Terapan) Masjid Salman ITB dalam hal budidaya lebah. Akhirnya banyak diantara masyarakat yang menjadi peternak lebah dan Babussalam yang memasarkan madu serta menggunakan lebah sebagai media terapi.
2. Kami saat itu membuka klinik sengat lebah karena ingin mengamalkan QS. An Nahl [16]: 68-69. Minim referensi, apalagi melakukan kajian ilmiah. Dari awal sudah banyak yang membuktikan khasiat terapi ini, namun kondisi memang kurang mendukung, sehingga tidak banyak yang merasakannya. Disengat lebah itu nyeri, ada DOC (direction of cure), belum memasyarakat, apalagi tidak ada dukungan kebijakan pemerintah.

3. Namun klinik kami tidak pernah berhenti beroperasi, kami berada dalam lingkungan/naungan Pesantren yang harus memberi pelayanan kepada ummat. Kami terus belajar, mencari referensi, dan rupanya referensi terbaik adalah testimoni pasien sendiri. Banyak, bahkan sangat banyak, testimoni itu. Sebagian kecil sudah saya lampirkan dalam buku yang sudah terbit.
4. Ibu Meri menikah usia 25 tahun, terhalang untuk hamil karena adanya endometriosis. Selama 4 tahun ia berobat pada EMPAT dokter kandungan dan mendapat jawaban sama. Endometriosis harus diangkat dengan resiko tidak bisa hamil. Akhirnya beliau dalam usia 29 tahun mulai kami rawat, dan kami pun tak tahu harus diberi tindakan apa mengingat tidak ada pengalaman. Dengan mengucap basmalah, dia menjalani terapi lebah, disengat di sekitar perut, sepekan 2 kali. Dalam waktu 1,5 bulan endometriosis sudah mengecil dan dia hamil dengan aman. Sekarang anaknya sudah 2.
5. Seorang pedagang nasi di belakang kantor Telkom Japati mengalami tabrakan saat mengendarai motor. Motornya hancur dan dia masuk rumah sakit. Alhamdulillah dia sembuh dan keluar dari rumah sakit, namun mengalami amnesia parah. Dia selalu menangis merenungi nasibnya, tidak tahu istri, tidak tahu anak, padahal orang2 itu ada di depannya. “Kamu siapa, kamu siapa?” padahal itu anak dan istrinya. Dengan dibonceng motor anaknya dia datang ke klinik kami dan menjalani sengatan di kepalanya. Tak ada ilmu kami, tak ada pengalaman kami, hanya semangat ingin menolong dan mengamalkan QS. 16: 68-69. Setelah 2 bulan menjalani terapi, ia datang sendirian, mengendarai motor, senyum-senyum dan menyebut dirinya sudah sembuh. Ia sudah bisa mengenal uang, berbelanja ke pasar dan menunggu dagangannya seperti sedia kala.
6. Seorang penderita diabetes mellitus yang mengalami gangrene dan harus diamputasi kakinya. Membusuk dan berbau. Kami lakukan sengat lebah di sekitar lukanya. Alhamdulillah lukanya mengering, tidak jadi di amputasi dan kadar gulanya jadi normal.
7. Banyak lagi kisah2 kesembuhan lainnya. Kalau sekedar reumatik, kolesterol, asam urat, nyeri2 ----- itu sih penyakit KELAS RINGAN. Tingkat kesembuhannya tinggi, sifat kesembuhannya permanen, tidak ada pasien yang meninggal akibat menjalani perawatan sengat lebah.
8. Kasuistis? Bagi Allah semua kejadian adalah unique alias kasuistis. Tidak ada yang sama meskipun DIA menciptakan triliyunan daun di pohon2. Anak kembar yang lahir dari rahim seorang ibu pun pasti DIA ciptakan berbeda. Manusia saja yang suka menggolong2kan ini sifatnya umum dan yang lain kasuistis. Kalau yang saya lakukan dianggap kasuistis, mudah2an akan menjadi generik karena testimoninya semakin banyak. Saya mengundang kawan2 yang ingin mengkaji sisi ilmiahnya karena landasan kami hanyalah keimanan pada Al Quran, khususnya ayat tentang lebah.
9. Kembali pada prinsip tuntunan kesehatan dalam Islam yang saya fahami adalah SEDERHANA. Ajak diri kita dan orang lain mengikuti pola hidup Rasulullah yang terbukti tidak pernah sakit dan sehat sepanjang hayat. Perhatikan ayat2 Allah pada tubuh kita yang menunjukkan derajat kesehatan kita. Bukan hanya Islam yang mengamalkan ajaran ini, bahkan kedokteran Yunani dan Timur telah lebih dulu mengamalkan. Insya Allah sekecil apapun gangguan itu, yang tes laboratorium pun belum mampu mendeteksi, nampak pada tubuh kita dan segera bisa dilakukan tindakan antisipasi.
10. Cukuplah dibuat klinik kesehatan di lingkungan masjid untuk menjamin kesehatan umat Islam. Ummat menjadi sehat, tidak sakit2an, lancar beribadah, tidak ada yang absen ke masjid karena sedang dirawat di rumah sakit. Anggaran kesehatan menurun drastis, bisa diarahkan untuk sektor lain, kas masjid meningkat karena adanya klinik dan terbuka lapangan kerja bagi terapisnya.


Share this article :

+ komentar + 1 komentar

2 April 2016 pukul 16.06

Pengobatannya disertai dengan obat atau herbal? Efek setelah disengat apakah demam atau reaksi2 seperti apa yang timbul. Terimakasih

Posting Komentar

 
TEMPLET ISLAM| Sehatkan Ummat, Jaga Akidahnya - All Rights Reserved
Supported : Mulia Holistik | Creating Website | Feri Firmansyah