Berhati-hatilah jika Anda sering mengkonsumsi obat-obat
kimia. Apa itu obat kimia? Obat kimia adalah obat yang diracik dengan cara
reaksi kimia, memiliki kemampuan meredakan rasa sakit secara mengagumkan. Anda
pusing atau sakit kepala? Minumlah P...n...dol, niscaya pusing atau sakit
kepala lenyap dan Anda bisa beraktifitas kembali. Anda mengalami nyeri perut?
Minumlah Di....pet, niscaya diare Anda segera berhenti dan nyeri perut hilang.
Adanya penemuan obat kimia adalah kemajuan luar biasa dalam
dunia kesehatan. Racikan obat kimia mampu menekan syaraf rasa sakit dimana pun,
mampu menghentikan diare, meredakan batuk, menurunkan panas/demam, bahkan
mengencerkan darah sehingga tensi turun. Namun harus diingat, obat kimia hanya
boleh digunakan dalam keadaan darurat dan tidak boleh digunakan dalam jangka
waktu lama.
Pabrik farmasi tidak bisa disalahkan memproduksi obat karena
telah melalui berbagai persyaratan ketat. Dalam setiap kemasan ada saran
pemakaian obat, dosis dan kontra-indikasi. Namun banyak yang mengabaikan
semuanya dan mengkonsumsi obat semau gue. Pokoknya terasa enak setelah minum
obat, begitu alasannya. Perkara ada efek sampingnya, itu urusan nanti.
Segala sesuatu yang telah disebut sebagai penyakit diatas,
sesungguhnya bukanlah penyakit, melainkan sekedar tanda adanya kerusakan organ
dalam tubuh. Misalnya, tekanan darah tinggi bukanlah penyakit, melainkan tanda
adanya pembuluh darah yang tersumbat. Sumbatan inilah yang harus diatasi,
misalnya dengan konsumsi zaitun yang mampu menghancurkan sumbatan. Berbekam
juga menjadi solusi sumbatan pada pembuluh darah karena memperbaiki tekanan
udara dan mengeluarkan berbagai toksid.
Sementara obat pengencer darah hanyalah sekedar mengencerkan
darah sehingga darah lebih mudah mengalir. Terlihatkan perbedaannya? Ketika dilakukan
pengukuran, benar didapat tekanan darah telah turun. Namun pokok permasalahan,
yaitu sumbatan pada pembuluh darah belum teratasi. Lama kelamaan sumbatan
semakin menutup pembuluh darah dan darah sama sekali tidak bisa mengalir
meskipun sudah diencerkan sedemikian rupa. Akhirnya pembuluh darah pecah dan
terjadilah stroke.
Demikian juga dengan batuk, pilek, flu, diare, bersin dll.
Semuanya bukan penyakit, melainkan sekedar tanda adanya gangguan atau kerusakan
organ dalam tubuh. Batuk adalah tanda banyaknya toksid dalam paru-paru sehingga
toksid tersebut perlu dikeluarkan. Lebih parah lagi misalnya tanda adanya
kanker pada tenggorokan. Cara mengeluarkan toksid pada paru-paru dengan muntah
atau berbekam. Cara lain adalah dengan mengkonsumsi buah dan sayur yang banyak
serat, sehingga toksid akan terikat dan keluar bersama feses.
Jika diatasi dengan obat batuk kimia, benarlah batuk akan
segera reda dan orang tersebut bisa beraktifitas lagi. Namun kerusakan organ
dalam tubuhnya tidak diperbaiki. Lama kelamaan organ dalam tubuh semakin rusak
dan obat batuk kimia tidak ada gunanya lagi.
Seseorang yang gemar mengkonsumsi obat kimia sering tidak
berpikir panjang akibatnya. Jika suatu saat ia merasakan 5 gejala penyakit
(batuk, pilek, diare, pusing, nyeri otot) maka 5 jenis obat pula yang dia
konsumsi. Jika gejala sakit belum juga reda maka akan dia tambah dosisnya.
Pokoknya gejala sakit hilang dan dia bisa beraktifitas lagi.
Disisi lain organ tubuh semakin rusak namun orang tersebut
tidak merasakannya karena senantiasa ditopang berbagai obat kimia. Tekanan
darah tinggi ia abaikan karena ada obat pengencer darah. Cuci darah pun dengan
sukarela dia lakukan asalkan masih bisa beraktifitas. Asam urat dicoba diatasi
dengan aneka obat penghilang nyeri.
Sampai kapan kebiasaan mengkonsumsi obat kimia ini akan
berlangsung? Sampai dokter angkat tangan dan tidak mau lagi memberikan resep.
Atau sampai orang tersebut meninggal tiba-tiba, meskipun sesungguhnya tidak ada
yang disebut meninggal tiba-tiba karena tanda-tandanya sangat mudah diketahui.
Obat kimia yang selama ini dikonsumsi menjadi bom waktu dan sekaranglah saatnya
meledak.
Inilah kebiasaan yang saat ini masih banyak dianut
masyarakat kita. Sangat sedikit yang berpola hidup menjaga kesehatan agar tidak
sakit. Kebanyakan adalah tidak mau berlaku preventif dan baru sadar ketika
sudah terbaring di rumah sakit. Usia masih muda, sekitar 40-45 tahun, namun
sudah terserang stroke, lumpuh dan kemudian meninggal. Wallahu a’lam bish
shawab.
Posting Komentar