MENGAPA HERBA TIDAK MUJARAB ?

Kamis, 04 September 20140 komentar

Belakangan ini banyak didengungkan slogan "kembali ke alam", termasuk dalam dunia medis dengan metode penggunaan herba, mengingat pengobatan herba memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pengobatan kimia. Herba lebih murah, mudah, praktis  dan tidak ada efek samping, ini dikarenakan bahan herba adalah bahan alami.
Namun banyak orang mengeluhkan herba yang diminumnya tidak mujarab, tidak seperti obat kimia, yang mana pengobatannya cepat terasa dan seolah sembuh walaupun badannya lesu. Mengapa obat herba tidak mujarab, hal ini dikarenakan beberapa faktor:

1. Mind set
Kebanyakan pasien menyamakan herba  dengan obat kimia. Kurangnya pengetahuan terhadap obat herba membuat herba diperlakukan sama seperti obat kimia. Contoh: obat dokter diminum 3x2, dan hanya 3 hari saja. Sehingga pasien pun mengira bahwa obat herbapun penggunaannya demikian, diminumnya seperti obat dokter, diminum kalau butuh, padahal obat herba tidaklah demikian.

Apalagi jika pengambilannya dengan ragu-ragu atau terpaksa (tidak cukup yakin), maka herba yang ada dalam tubuhpun tidak bekerja dengan maksimal, sehingga seseorang sakit sulit untuk diobati.

2. Tekanan atau stress.
Stres yang berkepanjangan akan menyebabkan tubuh mengeluarkan bahan kimia tertentu yang akan menghalangi penyerapan pengobatan herba.
Dalam kondisi stres, obat apapun tak akan mujarab karena ibarat sebuah rumah yang pintunya tertutup rapat, sehingga sulitlah orang memasuki rumah itu.

3. Pengambilan air yang tidak cukup
Air yang kurang menyebabkan herba tidak bisa diserap dengan baik terutama herba-herba diuretik harus banyak minum air. Air yang kurang menyebabkan racun di ginjal tidak keluar sehingga sakit pinggang atau sakit-sakit dibadan.

4.Penggunaan tidak berkelanjutan
Sebagian herba mempunyai daya kerja yang agak lambat dan memerlukan proses pemulihan. Orang sakit perlu;bersabar hingga kesembuhan tiba. Sebab herba itu bekerja dengan release ( mengeluarkan) , relax ( mengistirahatkan), re-fungsi  ( mengfungsikan organ) dan re-generasi ( mengganti yang baru). Sunnatullahnya penggantian sel itu minimal 3 bulan.

5.Pengikatan dan pembuangan
Cara pengambilan herba yang salah ( tidak sesuai ) atau menggunakan herba dengan obat kimia akan membentuk ikatan kimia yang tidak diurai, kalau sudah demikian,  dianggap sampah dan terus akan dibuang oleh tubuh. Untuk itu perlu skala prioritas untuk obat kimia, jika belum bisa dilepas maka perlu selang waktu 3 jam dari obat herba. Mencampur obat kimia dan herba akan membahayakan tubuh dan tidak efektif.

6. Dosis yang tidak cukup.
Dosis tiap orang berbeda, dilihat dari berat badan dan metabolisme tubuh. Dosis yang cukup akan memberi isyarat kepada tubuh seperti peningkatan suhu badan dan pegal-pegal pada badan. Hal ini menunjukan reaksi herba yang memenuhi keperluan tubuh, reaksi itu hanya bersifat sementara saja, jika seseorang minum herba tidak mengalami reaksi tubuh maka berarti dosis belum cukup.
Banyak masalah kesehatan yang serius ternyata lebih capat penyembuhannya dari obat kimia, hal ini karena ada "sinergi herba" sehingga herba ini sangat cepat penyembuhannya dan dosis yang cukup.

7. Masalah daya serap
Orang yang kurus badannya biasanya mengalami masalah dalam penyerapan makanan,  orang yang sangat tua  organ-organnya sudah melemah atau anak-anak yang organ-organnya belum sempurna betul, maka perlu dibantu dengan enzim pencernaan semisal yis kurma dan dalam pengamalan herba maka  mesti dibuka kapsulnya, agar herba dapat mujarab

Nah yang penting dan terpenting kemujaraban herba ada pada "pembuat herba" yaitu pada Allah sang pencipta herba,  bukan pada obat herba. Apalagi kalau orang yang meraciknya adalah orang sholeh, halal dan suci.
Mohonlah kesembuhan kepada Allah dengan doa doa kesembuhan. Dialah sebaik baik penyembuh.
jangan lupa....

Salam
Thibbun Nabawi Center (TNC)
By : Ummi Anna Rosdiana

Share this article :

Posting Komentar

 
TEMPLET ISLAM| Sehatkan Ummat, Jaga Akidahnya - All Rights Reserved
Supported : Mulia Holistik | Creating Website | Feri Firmansyah